HaloBojonegoro.com – Kabar mengenai kandungan minyak mentah
yang tersimpan di bawah Alun-alun Kota Bojonegoro dan Pendapa Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro yang diperkirakan terbesar di Asia, sudah lama
terdengar. Namun, kabar itu baru sebatas perbincangan di antara masyarakat
Bojonegoro. Nantinya, pengeboran minyak mentah di pusat Kota Bojonegoro itu
diharapkan dapat menambah jumlah produksi minyak mentah yang ditargetkan oleh
Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ).
Menurut Field Administration Superintendent JOB PPEJ,
Hananto Aji, membenarkan jika kandungan minyak di bawah Alun-alun Bojonegoro
itu cukup lumayan. Bahkan, jika dibor dapat menutupi penurunan produksi minyak
mentah dari sumur sumur lama di lapangan minyak dan gas Sukowati Bojonegoro.
“Malah mungkin bisa lebih,” ujar Hananto Aji.
Ia memperkirakan, produksi minyak mentah dari bawah
Alun-alun Bojonegoro itu dapat menambah sekitar 4-5 ribu barel per hari. Pihak
JOB PPEJ mentargetkan produksi minyak mentah dari lapangan Sukowati tahun ini
mencapai 34.917 barel per hari dan target produksi gas bumi sebesar 30,9
Million standard cubic feet per day (MMSCFD).
Pengeboran minyak di bawah Alun-alun Bojonegoro rencananya
akan dilakukan miring atau menyilang. Titik pengeboran dilakukan di pinggiran
Kota Bojonegoro tepatnya sekitar Jalan Veteran dan Jalan Ahmad Yani yang berada
di Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro.
Sedangkan, minyak yang diambil di bawah Alun-alun Bojonegoro
dan Pendapa Pemkab Bojonegoro berada di tengah kota tepatnya di Kelurahan
Kadipaten, Kecamatan Bojonegoro. Jarak antara titik pengeboran dengan lokasi
kandungan minyak sekitar 3-4 kilometer.
Menurut Hananto, secara teknis pengeboran miring atau
menyilang itu cukup aman. Pihak JOB PPEJ, kata dia, sudah beberapa kali
melakukan pengeboran miring atau menyilang tersebut. “Kami sudah biasa
melakukan pengeboran miring itu,” ujarnya.
Ia mengatakan, kekhawatiran masyarakat Bojonegoro akan
pengeboran miring di tengah kota itu wajar. Namun, kata dia, JOB PPEJ sudah
pengalaman dengan teknik pengeboran miring atau menyilang tersebut.
Ia menjelaskan, pengeboran minyak di bawah Alun Alun
Bojonegoro dan Pendapa Pemkab Bojonegoro itu tidak akan meninggalkan rongga.
Sebab, minyak di perut bumi itu tidak seperti danau atau sungai sehingga saat
disedot akan meninggalkan rongga. “Minyak di bawah tanah itu seperti batu yang
basah,” ujarnya.
Sementara itu menurut Watik, 45, tukang sepatu sol di dekat
Pendapa Pemkab Bojonegoro, mengaku sudah mendengar rencana pengeboran minyak di
bawah Alun Alun Bojonegoro dan Pendapa Pemkab Bojonegoro tersebut. Ia mengagaku
merasa khawatir kalau ada pengeboran minyak di bawah tanah yang ia injak saat
ini. Sebab, pengalaman seperti pengeboran di lapangan Sukowati sejauh ini juga
beberapa kali terjadi kebocoran. Ia khawatir jika pengeboran di pusat kota
nanti juga terjadi kebocoran.
“Khawatir kalau terjadi apa-apa,” ujar warga asal Kelurahan
Ngrowo, Kecamatan Bojonegoro tersebut…(Rik)